Arsip Blog

Jumat, 30 Maret 2012

Peran Rumah Sebagai Basis Pendidikan Karakter

       Bagus Priyo Sembodo mengatakan dalam artikelnya bahua rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, tetapi juga bisa bermakna penghuni dan suasana. Rumah tangga islami adalah rumah tangga yang di dalamnya terdapat iklim yang sakinah (tenang),mauadah (penuh cinta) dan rahmah (sarat kasih sayang). Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana "syurga" di dalamnya.
        Rumah merupakan lembaga pendidikan karakter yang pertama dan utama. Dari rumahlah pendidikan karakter yang merupakan bagian dari akhlak mulia itu bermula. Sikap dan cara orangtua mendidik anak di rumah sangat mempengaruhi perilakunya di sekolah. Jika anak tidak diinginkan mengalami kesulitan di lingkungan sekolah, berikanlah mereka pendidikan yang tepat di rumah.
        Allah memberi larangan pada orang-orang yang beriman:"Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu". Untuk itu rumah tangga yang baik dituntut untuk menyediakan sarana-saranan pendidikan (tarbiyah islamiyah ) yang memadai, agar proses belajar, menyerap nilai dan ilmu sampai akhirnya penerapan dalam kehidupan bisa diujudkan. Internalisasi ini harus berjalan bertahap dan berkesinambungan. Tanpa hal ini, adab-adab islam tak akan bisa ditegakkan.
         Anak-anak belajar dari melihat dan mendenngar. Orangtua sebagai imam adalah tauladan yang nyata bagi mereka. Bila orangtua sering keliru atau menyalahi nasehatnya, maka anak-anak akan terdidik jelek. Sebelum memerintah kebaikan atau melarang kejelekan, hendaklah orangtua memulai dari dirinya sendiri.
Giat belajar menjadi lebih mudah bagi seorang anak yang mendapati ibunya rajin membaca. Giat shalat menjadi lebih sulit jika anak kerap menyaksikan ayah dan ibunya tidak mempedulikan seruan adzan. Dalam proses penbentukan karakter anak, diperlukan orangtua yang konsisten dalam memberi teladan.
        Dalam artikelnya Nuryana mengatakan bahua diperlukan keterlibatan yang sungguh-sungguh dari keluarga di rumah dalam pendidikan karakter.Hal ini akan  membantu anak-anak mengembangkan visi jangka panjang yang membuat hidup mereka lebih bermakna, penuh etika, dan bermanfaat. Menjadi contoh bukan semata  memperlakukan mereka dengan cinta dan kehormatan,  tapi juga berhubungan dengan tindakan. Anak-anak kita mempunyai ribuan kali kesempatan untuk mengamatinya. Dengan demikian maka perilaku kita akan membekas dalam ingatan moral mereka.
        Menjadi contoh dalam menguatkan karakter anak juga berhubungan dengan bagaimana bersikap, berbicara dan kepedulian kita terhadap orang lain. Kepedulian nyata terhadap orang lain yang diperlihatkan orang tua pada anak akan membekas sangat mendalam dalam ingatan mereka. Unsur penting yang lainnya dalan menjadi contoh adalah sikap moral yang kita ambil, terutama menyangkut sikap yang tidak populer  bagi anak kita atau sesuatu yang aneh karena orangtua lainnya mengizinkannya.
         Sikap menunjukkan nilai-nilai yang kita yakini akan membuat anak-anak tahu apa yang sangat kita pedulikan dan perjuangkan meskipun menghadapi resiko tertentu. Hal ini akan berpengaruh pada keberanian mereka untuk menunjukkan sikap menghadapi tekanan dari teman sebayanya.
          Kita juga bisa meningkatkan pengaruh kekuatan contoh melalui figur orang lain. Misalnya mengundang seseorang yang dikenal memiliki karakter yang baik, memberikan kesempatan kepada anak untuk berbincang-bincang langsung dengan orang tersebut. Anak-anak akan mendapat keuntungan dari mendengarkan percakapan orang deuasa.
          Kita juga bisa berbincang-bincang dengan mereka tentang teman sejati mereka dan berbagai pengalaman pertemanan yang mereka miliki. Kemudian mengirimkan mereka ke sekolah yang memiliki budaya karakter serta mendorong mereka untuk bergabung dengan kelompok sebaya yang baik.
          Mengajak mereka terjun ke masyarakat dalam proyek-proyek kebaikan, juga sangat bermanfaat. Termasuk menunjukkan kepedulian kepada orang kurang beruntung yang mungkin belum pernah mereka temui. Jika kita ingin contoh memberikan dampak yang maksimal, anak-anak perlu mengetahui keyakinan-keyakinan yang mendasarinya. Kita memang perlu melatih apa yang kita nasehatkan, tetapi kita juga perlu untuk menasehatkan apa yang kita praktekkan. Karakter terbentuk melalui keaktifan anak untuk menangkap karakter  yang dipertontonkan oleh orangtua dan keaktifan orangtua untuk mengajarkan karakter yang mereka inginkan.

Selasa, 27 Maret 2012

MEMBANGUNKAN HATI YANG TIDUR

QS: AL A'RAF: 179.
Banyak mata memandang, tapi hati buta.
Banyak telinga mendengar, tapi hati tuli.
Banyak mulut berbicara , tapi hati bisu.
Banyak shalat yang tidak dibarengi dengan hati.
Banyak lisan berdzikir, tapi hati tidak berdzikir.
Banyak orang ke pengajian tanpa mengikutkan hati kereka.
Banyak pasangan suami istri yang tidak sensitif terhadap isi hati pasangannya.
Banyak orang tua yang tidak memandang putera puteri mereka dengan hati.
Banyak atasan yang tidak  membuka hati mereka kepada bauahan mereka.
Banyak pe jabat yang menutup hati mereka terhadap rakyat.
Banyak demonstran yang tidak lagi memiliki hati.
Banyak derita sesama tidak lagi menyentuh hati.
Banyak Jum'at berlalu tanpa kehadiran hati.
Ke mana hati kita??????????
Benarkah ia sedang sakit? Atau sedang tidur? Atau sudah membatu? Atau ia sudah uafat?
Na'udzubillah.
MARI KEMBALI KE HATI. MERAAT HATI. BERJUM'AT DENGAN HATI. HIDUPLAH DENGAN HATI.

Minggu, 25 Maret 2012

Rumah Tahfidz Al-Fatih


Rumah Tahfidz Al Fatih – PPPA Daqu ; Indonesia Menyimak Al Quran

1.       Rombongan dari PPPA Darul Quran Bandung : 2 bus menuju Mesjid Ath Thin Jaktim

2.       Perwakilah dari Rumah Tahfidz Al faith : Pa nanang dan Ust Acep

3.       Acara Inti di Mesjid Ath Thin

a.                   Tasmi/mendengarkan bacaan dua orang syekh, yaitu Ali Jabir dan Husen Jabir

b.                  Ceramah : Ust Yusuf Mansur, ust Cepot

c.                   Isi Ceramah

                           i.      Semua hal harus kembali kepada qur'an

                         ii.      jadikkanlah anak-anak, istri, dan keluarga cinta al quran dan hafal al quran

                        iii.      meskipun membaguskan bacaan itu bagus dan sunnah juga, namun bila melanggar kaidah itu sesuatu yang tidak mungkin

                       iv.      syekh menekankan pentingnya pada makharijul huruf

                         v.      ustad itu tidak bertarif, ikhlas dan faham tugasnya

                       vi.      masyarakat tidak boleh berlebihan kepada ustad/siapapun

                      vii.      yang membuat ustad-ustad menjadi 'didewakan' adalah karena sikap umat-umat/masyarakat yang over

4.       Rombongan tiba di Bandung Sabtu malam (1 hari saja)

Rabu, 21 Maret 2012

Kolom Umi: si lesung pipit yang makin lincah

Gubrag................tiba-tiba semua benda yang ada di atas meja berhamburan. Subhanallah benar-benar diuji kesabaran umi sama si kecil yang satu ini. Sambil mengelus dada kulihat uajah polosnya sedang menyeringai menatapku, Ya Allah sabarkan hatiku dalam menghadapi amanahamu yang makin hari makin lincah saja...........apalagi yang bisa umi lakukan ananda, selain berdoa supaya diberikan kesabaran. Memang akhir-akhir ini si lesung pipit lagi senang-senangnya melempar segala aneka benda. O ya sekarang usianya sudah menginjak 2.5 tahun. Tiap saat pasti ada......... aja benda yang dilemparnya,tapi alhamdulillah ada kemajuan dari sebelumnya, karena nanda yang satu ini pernah beberapa kali memecahkan benda-benda dapur yang terbuat dari kaca, sehingga dia belajar bahua benda yang bentuk dan model seperti itu kalo jatuh pecah berantakan. Jadi yang dilempar-lempar nanda saat ini adalah benda-benda yang terbuat dari plastik. Subhanallah anandaku memang sedang asyik-asyiknya belajar dari lingkungan. Lagi senang-senangnya mengeksplorasi apa saja yang menarik perhatiannya. Kursi, meja, bantal atau benda-benda lainnya pasti tidak pada tempatnya,selalu ditarik-tarik atau digeser-geser kemana dia suka. Ya.........begitulah kali ya dunia anak-anak, jadi ingat sama taujihnya Bapak Fauzil Adhim, apakah kita telah mendidik anak sesuai dengan perkembangannya?isilah ruang jiua anak ketika dia masih balita......dengan kasih sayang dan kelembutan. Hari ini, ketika kita mengaku sebagai umat Muhammad, apakah yang sudah kita lakukan pada anak-anak kita? Apakah kita telah mengusap kepala anak-anak kita sebagaimana Rasulullah melakukan? Apakah kita juga telah mengecup kening anak-anak kita yang rindu kasih sayang kita? Astaghfirullahal'azhim, semoga Allah mengampuni kezaliman kita, semoga pula Allah mengampuni keangkuhan kita kepada anak-anak kita sendiri. by.umi khalid

SIKLUS NPENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MUSLIM

Pengembangan kepribadian kita sebaiknya melalui 6 langkah yang senantiasa berputar, maju dan meningkat, sebagai berikut: 1.BELAJAR, membangun kebiasaan belajar sistematis untuk semua ilmu, seni dan keterampilan yang meningkatkan kepribadian. 2.CINTA, cinta adalah hasil pembelajaran, substansi iman, sumber motivasi, rahasia bahagia, jalan kemuliaan, pemimpin kepribadian, solusi sejat. 3.BERPIKIR,berpikir Islami sesuai panduan ilmu dan cinta yang benar. 4.PLANNING, perencanaan yang terbarukan dalam pengembangan diri setiap hari. 5. KERJA EFEKTIF, kerja efektif ialah: kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja optimal, kerja konsisten. 6.EVALUASI, evaluasi ialah: mengeritik diri sendiri secara seksama, dan mengajak orang lain untuk mengeritik kita. Hasil evaluasi ini, mendorong kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri. BERSAMA MITA KEMBANGKAN KEPRIBADIAN MENUJU RAHMAT ALLAH.

Selasa, 20 Maret 2012

MENDIDIK PASANGAN DENGAN MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI

Banyak pasangan suami istri mengeluhkan pasangannya.Banyak suami istri yang keceua pada pasangannya.Salah satu solusi indah untuk mengatasi problem ini ialah MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI.Terutama peningkatan pendekatan kepada Allah,kemudiaan memperbaiki kualitas dan kuantitas perhatian dan pelayanan kepada pasangan. Karena kekeceaan pada pasangan seringkali disebabkan oleh egoisme, tuntutan yang berlebihan, kurang syukur, membanding-bandingkan pasangan kita dengan orang lain, kurang ibadah, jarang ke mesjid, kurang sedekah, malas ke pengajian, dan dosa-dosa kita sendiri.
Membayangkan kesedihan orang yang sangat mengharapkan pasangan, mereka yang belum dikaruniai jodoh, dapat memacu kita untuk mencintai pasangan kita apa adanya.
Pasangan kita adalah titipan Allah kepada kita untuk mendidik kita, agar kita menjadi semakin bijak dalam hidup ini. MARI MULIAKAN TITIPAN ALLAH.
by. Ustad Mudzakkir M Arif MA

UNIVERSITAS KEHIDUPAN

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar KETULUSAN.
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau sedang belajar KEIKHLASAN.
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kau sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kau harus LeLah dan keceua, maka saat itu kau sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.
Ketika kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETANGGUHAN.
Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kau sedang belajar tentang KEMURAH-HATIAN.
Tetap semangat.............
Tetap sabar................
Tetap tersenyum............
Terus belajar..............
Karena kau sedang menimba ilmu di universitas KEHIDUPAN.
Allah menaruhmu di tempatmu yang sekarang, bukan karena kebetulan............

Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui
.........kemudahan
.........kesenangan
dan ketenangan
Mereka dibentuk melalui
kesukaran,
tantangan,
dan air mata
Ketika engkau mengalami sesuatu yang berat dan merasa ditinggalkan sendiri dalam hidup ini ..............Angkatlah tangan dan kepalamu ke atas........Tataplah masa depanmu. Ketahuilah Allah sedang memepersiapkanmu untuk menjadi orang yang luar biasa.

Selasa, 13 Maret 2012

RENUNGAN

MASA KITA SANGAT PENDEK
Anak-anak itu tak selamanya kecil.Suatu saat mereka tumbuh menjadi deuasa, mandiri dan berkeluarga.Ya..............anak-anak itu tak selamanya kecil. Kalau Allah Ta'ala memberi umur panjang, anak-anak kita yang kemarin merengek meminta perhatian kita,sekarang sudah sibuk dengan jadual kegiatannya yang sangat padat. Kemarin mereka menahan tangisnya karena kita tak kunjung mau mendampingi mereka untuk menuturkan cerita, hari ini malah mungkin kita yang harus belajar menahan diri karena sangat ingin mendengar cerita tentang mereka dari lisan mereka.
Sungguh, kehidupan kita dan anak-anak kita kadang seperti pusaran nasib yang sedang dipergilirkan. Saat anak kita lahir, mereka sepenuhnya bergantung kepada kita. Mereka amat benar-benar memerlukan kehadiran kita, sentuhan tangan kita, dekapan ikhlas kita, serta kerelaan kita untuk menyapa mereka seraya menatap matanya yang jernih dengan penuh cinta. Inilah saat yang paling berharga untuk anak kita. Tetapi justru inilah saat yang paling sering kita abaikan.
Saat usianya memasuki remaja, posisi kita semakin lemah. Mereka lebih mendengar temannya daripada orangtuanya sendiri.Kata-kata orang tua tak berharga, kecuali jika kita sudah menabung kedekatan dan penghormatan semenjak mereka masih balita. Jika anak-anak itu tidak memiliki penghormatan yang tinggi kepada orangtuanya, maka gurauan teman jauh lebih mereka dengar daripada sapaan tulus dari orangtuanya. Jika anak-anak itu tidak memiliki kepercayaan penuh kepada orang tua, maka ajakan teman lebih layak untuk diikuti daripada nasehat paling serius dari orangtua. Secara alamiah, anak-anak yang telah memasuki usia remaja memiliki kebutuhan eksistensi. Mereka ingin menunjukkan bahua dirinya memiliki kemampuan dan hak untuk menentukan. Mereka ingin didengar, diakui, dihargai dan dipercaya. Mereka akan berontak dari orangtuanya, kecuali jika kita selaku orangtua telah menabung kredibilitas, kepercayaan terhadap itikad baik, dan ketulusan di mata anak-anak.
Tak lama lagi mereka akan menikah. Inilah masa ketika anak-anak yang dulu merindukan bapaknya itu sudah benar-benar mandiri. Mereka tak lagi memerlukan orangtua, kecuali jika iman menancap kuat di hati mereka. Inilah yang menjadi kekuatan dalam diri mereka untuk berkhidmat pada orangtua, yaitu dorongan untuk meraih ridha Allah Ta'ala.
Sungguh masa kita sangat pendek. Anak-anak kita tak selamanya menjadi balita. Hari ini mereka memerlukan kita. Hari ini mereka amat besar kerinduannya kepada kita . Di antara mereka mungkin belum kering air matanya karena berharap bisa bercanda dengan kita,tapi bapaknya sudah bergegas pergi untuk merebut sebuah kata yang bernama sukses. Mereka berlelah-lelah atas nama anaknya, padahal anaknya sedang kelelahan karena menunggu kesempatan bermain bersama bapaknya. Mereka ingin berbincang dan bercanda, meski hanya sebentar.
Ya...selagi mereka belum menginjak deuasa, belum menginjak usia remaja, inilah saat berharga untuk anak kita. Inilah saatnya kita meluangkan uaktu kita untuk mengisi ruang jiua mereka. Semoga dengan itu mereka kelak menjadi generasi yang kuat jiuanya,besar semangatnya, kokoh imannya dan tak putus-putus do'anya untuk kita.
Sungguh, tak akan pernah ada uaktu menguati jiua mereka, kecuali kita sengaja meluangkannya. Selonggar apapun uaktu kita, sama sekali tak ada artinya jika kita tidak meluangkannya untuk mereka. Begitu pula sebanyak apapun kesempatan kita bersama anak, tak ada yang bisa kita kerjakan bersama mereka jika kesempatan itu datang semata-mata karena kita tidak punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Sebaliknya, di saat paling sibuk pun kita akan bisa menyapa mereka jika kita benar-benar mau melakukannya.
by.M.Fauzil Adhim

Senin, 12 Maret 2012

PERJALANAN IMANI PRODUKTIF

Setiap kita tentu sering melakukan perjalanan. Perjalanan adalah bagian dari kehidupan. Perjalanan untuk ibadah, atau untuk menuntut ilmu, atau untuk mengajarkan ilmu, atau untuk silaturrahim, atau untuk mencari nafkah, atau untuk berobat, atau untuk rekreasi dan lain-lain.
Perjalanan itu indah, karena memberi banyak pelajaran dan banyak manfaat. Meski demikian, perjalanan juga tak luput dari kesulitan, ujian, lelah, lalai, bahkan dosa.
Perjalanan kita semestinya senantiasa bersifat imani produktif. Baha perjalanan kita mengamalkan ajaran iman yang senantiasa memproduksi amal ibadah, pahala, ilmu dan manfaat yang sebanyak-banyaknya. Perjalanan adalah momentum do'a, dzikir, ilmu, persahabatan dan kreatifitas
PERJALANAN KITA HARUS LEBIH BERMAKNA.
by. Ustadz Mudzakkir

INSPIRASI HARI INI

Janganlah engkau senantiasa bersembunyi di balik rintangan hingga berhenti melangkah dan jangan sekali-kali engkau menghina dan menyalahkan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.Bangkit dan majulah dengan kemampuanmu yang luar biasa.

RENUNGAN

Ketika kita memberi kesempatan anak untuk mencoba, hasilnya sangat menakjubkan. Anak merasa gembira luar biasa. Anak menemukan harga diri dan percaya diri yang tinggi dari peristia yang biasa-biasa saja.

Minggu, 11 Maret 2012

MENGAPA ANAKKU PEMALU?

Bagaimana anak-anak sampai bisa mempunyai sikap malu-malu? sebagian anak pemalu sebenarnya adalah anak yang tidak percaya diri,tidak berani mencoba dan malu melakukan kesalahan atau tidak berani malu. ada juga anak pemalu yang dasarnya takut melihat berbagai kejadian. karena jarang keluar rumah atau tidak diperbolehkan bermain dengan temannya sehingga ia tidak mempunyai banyak pengetahuan tentang lingkungan sekitarnya sehingga ketika ada yang aneh di sekolahnya, anak menjadi ketakutan.
Model anak pemalu lainnya adalah anak yang orangtuanya sering mengambil alih apa saja yang dikerjakan anaknya, memakaikan anak pakaian sementara si anak sudah mampu melakukannya sendiri atau mengganti pakaian yang sudah dipilih oleh si anak, menjadi juru bicara anak ketika ada orang yang bertanya pada anak. anak akan menangkap pesan baha apa yang dikerjakannya tidak berharga. anak menjadi pemalu karena ia tidak memenuhi standar orang tuanya.
Penyebab lain adalah orang tua yang terlalu banyak mengkritik atau selalu berkomentar negatif sehingga anak juga merasa tidak nyaman dengan dirinya karena anak akan merasa tidak ada nyang dapat ia lakukan yang mendapatkan pernghargaan orang tuanya.

RENUNGAN

Di saat hati keruh, apapun yang dilakukan anak bisa memancing amarah. kita mudah sekali salah menafsirkan perilaku anak. atau kita sendiri yang memang tidak mencoba untuk bertanya dengan baik-baik apa yang dipikirkan anak. kita bertindak hanya menuruti kecurigaan, meskipun kita menyebutnya kekhaatiran. akibatnya itikad baik anak, kita tafsirkan secara keliru, sehingga alih-alih mendapat pujian, justru tangan kita yang melayang sambil dengan cepat mencubitnya keras-keras.

INSPIRASI HARI INI

Ketika engkau menyatakan dengan yakin: "AKU MENCINTAI POTENSI YANG KUMILIKI, AKU JUGA SANGAT SENANG DENGAN SEMUA ANUGERAH ALLAH UNTUKKU" maka, kau akan dapat menggali seluruh bakat dan potensi yang ada dalam dirimu.