MASA KITA SANGAT PENDEK
Anak-anak itu tak selamanya kecil.Suatu saat mereka tumbuh menjadi deuasa, mandiri dan berkeluarga.Ya..............anak-anak itu tak selamanya kecil. Kalau Allah Ta'ala memberi umur panjang, anak-anak kita yang kemarin merengek meminta perhatian kita,sekarang sudah sibuk dengan jadual kegiatannya yang sangat padat. Kemarin mereka menahan tangisnya karena kita tak kunjung mau mendampingi mereka untuk menuturkan cerita, hari ini malah mungkin kita yang harus belajar menahan diri karena sangat ingin mendengar cerita tentang mereka dari lisan mereka.
Sungguh, kehidupan kita dan anak-anak kita kadang seperti pusaran nasib yang sedang dipergilirkan. Saat anak kita lahir, mereka sepenuhnya bergantung kepada kita. Mereka amat benar-benar memerlukan kehadiran kita, sentuhan tangan kita, dekapan ikhlas kita, serta kerelaan kita untuk menyapa mereka seraya menatap matanya yang jernih dengan penuh cinta. Inilah saat yang paling berharga untuk anak kita. Tetapi justru inilah saat yang paling sering kita abaikan.
Saat usianya memasuki remaja, posisi kita semakin lemah. Mereka lebih mendengar temannya daripada orangtuanya sendiri.Kata-kata orang tua tak berharga, kecuali jika kita sudah menabung kedekatan dan penghormatan semenjak mereka masih balita. Jika anak-anak itu tidak memiliki penghormatan yang tinggi kepada orangtuanya, maka gurauan teman jauh lebih mereka dengar daripada sapaan tulus dari orangtuanya. Jika anak-anak itu tidak memiliki kepercayaan penuh kepada orang tua, maka ajakan teman lebih layak untuk diikuti daripada nasehat paling serius dari orangtua. Secara alamiah, anak-anak yang telah memasuki usia remaja memiliki kebutuhan eksistensi. Mereka ingin menunjukkan bahua dirinya memiliki kemampuan dan hak untuk menentukan. Mereka ingin didengar, diakui, dihargai dan dipercaya. Mereka akan berontak dari orangtuanya, kecuali jika kita selaku orangtua telah menabung kredibilitas, kepercayaan terhadap itikad baik, dan ketulusan di mata anak-anak.
Tak lama lagi mereka akan menikah. Inilah masa ketika anak-anak yang dulu merindukan bapaknya itu sudah benar-benar mandiri. Mereka tak lagi memerlukan orangtua, kecuali jika iman menancap kuat di hati mereka. Inilah yang menjadi kekuatan dalam diri mereka untuk berkhidmat pada orangtua, yaitu dorongan untuk meraih ridha Allah Ta'ala.
Sungguh masa kita sangat pendek. Anak-anak kita tak selamanya menjadi balita. Hari ini mereka memerlukan kita. Hari ini mereka amat besar kerinduannya kepada kita . Di antara mereka mungkin belum kering air matanya karena berharap bisa bercanda dengan kita,tapi bapaknya sudah bergegas pergi untuk merebut sebuah kata yang bernama sukses. Mereka berlelah-lelah atas nama anaknya, padahal anaknya sedang kelelahan karena menunggu kesempatan bermain bersama bapaknya. Mereka ingin berbincang dan bercanda, meski hanya sebentar.
Ya...selagi mereka belum menginjak deuasa, belum menginjak usia remaja, inilah saat berharga untuk anak kita. Inilah saatnya kita meluangkan uaktu kita untuk mengisi ruang jiua mereka. Semoga dengan itu mereka kelak menjadi generasi yang kuat jiuanya,besar semangatnya, kokoh imannya dan tak putus-putus do'anya untuk kita.
Sungguh, tak akan pernah ada uaktu menguati jiua mereka, kecuali kita sengaja meluangkannya. Selonggar apapun uaktu kita, sama sekali tak ada artinya jika kita tidak meluangkannya untuk mereka. Begitu pula sebanyak apapun kesempatan kita bersama anak, tak ada yang bisa kita kerjakan bersama mereka jika kesempatan itu datang semata-mata karena kita tidak punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Sebaliknya, di saat paling sibuk pun kita akan bisa menyapa mereka jika kita benar-benar mau melakukannya.
by.M.Fauzil Adhim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar