Arsip Blog

Jumat, 30 April 2010

KETIKA HARUS DI RUMAH, WHY NOT ??

Secara fitrah,manusia membutuhkan aktualisasi diri,baik pria,wanita,anak-anak atau dewasa.Anak-anak mengaktualisasikan diri dengan bermain sedangkan orang dewasa dengan bekerja.Akan tetapi,bagaimana dengan wanita yang tidak memiliki kesempatan itu?Apakah mereka tidak bisa mengaktualisasikan diri?
Fenomena saat ini sedikit sekali para ibu yang memang memilih untuk bekerja di rumah.Keberadaan mereka di rumah sebagian besar karena kondisi dan keterpaksaan:karena diminta suami,karena anak masih kecil-kecil,dan alasan-alasan lainnya.Di hati mereka seringkali terbersit keinginan untuk mengakualisasikan diri seperti wanita-wanita kantoran.
Ketika ibu memutuskan untuk di rumah saja,baik itu pilihan atau permintaan anak dan suami,pahamilah bahwa pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan mudah.Memutuskan untuk di rumah juga butuh ilmu dan butuh belajar untuk terus mengembangkannya.
Belakangan ini banyak sekali wanita yang malu mengakui bahwa ia hanya beraktivitas di rumah,minder dan tidak percaya diri sehingga berdampak pada matinya potensi diri.Padahal, apa yang harus dimalukan?Mengingat pekerjaan sebagai ibu rumah tangga begitu mulianya.Dari profesi ini seorang istri mempunyai lebih banyak waktu dan fokus untuk berkhidmat kepada suaminya.Bukankah berkhidmat kepada suami merupakan salah satu jalan menuju surga?Bukankah menjadi ibu rumah tangga,berarti memiliki banyak waktu,kesempatan dan perhatian khusus untuk mendidik dan mendampingi anak-anak yang cerdas dan sholeh,sebagai bekal jariyah nanti di akhirat?
Perlu dipahami oleh para ibu ketika suami atau anak meminta untuk tetap di rumah adalah terus menerus meng-upgrade diri. Hal ini juga perlu dipikirkan oleh para suami untuk memberikan kesempatan kepada istri agar bisa mengembangkan diri dan potensi.Bukan hanya ilmu melainkan juga keterampilan.Sebab pada dasarnya banyak sekali yang bisa dilakukan meskipun hanya berada di rumah.
Ketika rutinitas ibu rumah tangga selesai,beri waktu untuk Anda mengembangkan diri.Minta pengertian dari anak-anak, dan lakukan apa yang Anda senangi.Dimulai dari hal yang sederhana seperti membaca, mencoba resep baru,menjahit baju,menulis dyari atau artikel-artikel lainnya,menyulam,membuat karya-karya baru,dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.Ibu rumah tangga lebih mempunyai peluang ini ketimbang ibu-ibu yang berkarir,dan inilah yang patut disyukuri.Jika serius mengembangkannya,pekerjaan yang awalnya hanya hobi bisa menjadi usaha yang menggiurkan,dan berpenghasilan melebihi para wanita karir.Bukankah hal ini cukup membanggakan?
(sumber:Azti Arlina.2009.Keep Smiling for Mom.Mizan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar