Arsip Blog

Senin, 21 Juni 2010

KEMISKINAN !!!

Kita semua tentu sering melihat kemiskinan. Kita semua sering melihat orang miskin. Bahkan besar kemungkinan kita semuapun merasakan bahwa kita ini miskin. Yah, kemiskinan itu ada dimana mana, mayoritas umat islam memang masih berada dalam kemiskinan, bahkan banyak dari mereka yang berada dibawah garis kemiskinan. Sungguh sangat menyedihkan.
Apakah realitas ini normal atau wajar ? Apakah ini sunnatullah yang tidak dapat dirubah ? atau dalam realitas ini ada faktor kejiwaan, ada faktor skill, ada faktor etos kerja, ada faktor pola hidup konsumtif ? Apakah dalam realitas ini ada faktor pemahaman iman dan islam yang minus ? Nampaknya ini penting kita renungkan.
Sebelum renungan kemiskinan ini kita teruskan, ada baiknya kita menyadari puluhan kemiskinan lain selain kemiskinan materi yang turut mewarnai kehidupan kita. Kemiskinan itu antara lain : Kemiskinan iman, kemiskinan ibadah, kemiskinan dzikir, kemiskinan amal shaleh, kemiskinan akhlaq, kemiskinan ilmu, kemiskinan wawasan, kemiskinan pengalaman, kemiskinan keterampilan, kemiskinan pergaulan, kemiskinan kreatifitas, kemiskinan malu, kemiskinan keberanian, kemiskinan jiwa, kemiskinan keharmonisan rumah tangga, kemiskinan pasangan hidup, kemiskinan cahaya mata (anak), kemiskinan kepercayaan, dan seterusnya.
Jadi kemiskinan itu sangat banyak, lalu mengapa kita hanya merisaukan kemiskinan materi semata ?Apakah kemiskinan kemiskinan lainnya tidak perlu kita pikirkan ? Nah, mari kita pikirkan dengan tenang, kemiskinan materi, apa dampaknya terhadap hidup kita ?
Jawabannya ialah : kemiskinan menghasilkan dampak yang paling ekstrim ialah : “Tidak makan” !
Nah, kemiskinan dzikir misalnya apa dampaknya terhadap kehidupan kita ?
Jawabannya ialah : tidak tenang ! tidak bahagia !
Orang yang kaya dzikir tapi miskin materi, dapatkah ia bahagia ?
Jawabannya ialah : pasti ! mengapa ? karena Allah yang Maha Benar itu berfirman :
“Ketahuilah, dengan dzikir kepada Allah hati pasti tenang !” Surah Ar Ra’d : 28
Jadi kalau begitu biarlah kita miskin materi ? Tidak perlu kita berusaha lepas dari kemiskinan materi ? Oh, Tidak ! tapi jangan hanya kemiskinan materi saja yang dipikirkan. Mari pikirkan pula kemiskinan iman, kemiskinan dzikir, kemiskinan ibadah dan seterusnya, secara seimbang. Oleh karena terbukti bahwa dampak kemiskinan jiwa lebih parah dari kemiskinan materi. Bukankah kita semua pernah melihat infalid yang bahagia ? Orang yang berada dibawah garis kemiskinan tapi mampu tertawa, seakan tak punya susah ? itulah kekayaan jiwa.
Ayat mulia diatas ditutup dengan pernyataan bahwa orang yang lupa Allah dan lupa diri itulah orang yang fasiq, yaitu banyak berdosa. Oleh karena dosa itu bersumber dari kelalaian, semakin sering seseorang itu lalai, semakin banyak dosa. Dan bila ia telah menjadi ahli dosa, jadilah ia orang fasiq.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan syari’ah yang mengantar kita untuk senantiasa sadar, senantiasa tersambung denganNya. Sebagai contoh misalnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan shalat lima kali sehari semalam dalam lima waktu yang terpisah pisah. Salah satu hikmahnya ialah menjaga kesadaran kita dalam 24 jam. Ditambah lagi dengan shalat shalat sunnah rawatib, Qiyamullah, shalat Dhuha. Ditambah lagi dengan dzikir dan do’a yang disyari’ahkan setiap saat. Selain itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan kita untuk selalu bersama orang orang yang ingat Allah, orang orang yang sadar. Semua itu adalah dalam rangka membangun dan memelihara kesadaran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdo’a kepada Tuhan mereka diwaktu pagi dan diwaktu sore karena mereka menginginkan keridhaanNya, dan janganlah kamu palingkan wajahmu dari mereka karena kamu menginginkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu taati orang yang kami lalaikan hatinya dari mengingat kami dan ia mengikuti hawa nafsunya dan perilakunya yang melampaui batas” Surah Al Kahfi : 28
Sudah berapa usia kita pada hari ini ? Sudah pernahkah kita sakit keras ? Sudah tumbuhkah uban dikepala ? Sudah pernahkah kita dapat musibah kecelakaan ? Belumkah saatnya kita sadar ?
Mari kita sadar, lalu Fastaqim (ber Istiqamahlah) !!
(Dikutip dari materi Ceramah Ust Muzakir M Arif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar